Assalamualaikum.
Halo, apa kabar semuanya~
Sejak awal tahun 2022 saya sering menulis artikel dengan paragraf pembuka berisi kalimat "resign dari perusahaan" namun tidak menjelaskan apa profesi sebenarnya.
Pada artikel ini mungkin untuk pertama kalinya saya ingin menjelaskan profesi atau pekerjaan yang telah digeluti hampir sepuluh tahun.
Lulus dari jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea, alhamdulillah saya langsung diterima sebagai penerjemah di sebuah perusahaan mutinasional di provinsi Banten. Sebenarnya bukan direkrut sebagai penerjemah lepasan seperti di acara-acara konser atau seminar melainkan sebagai karyawan tetap yang memiliki beberapa jobdesk, salah satunya pekerjaan penerjemah.
Sekarang saya tidak akan menjelaskan tentang detail pekerjaan melainkan sharing suka duka menjadi penerjemah Korea di perusahaan.
- Baca juga : [Tips] Mendapatkan Uang Tambahan Di Tempat Kerja
Suka Duka Menjadi Penerjemah Korea di Perusahaan Multinasional
Setiap profesi pasti ada suka duka atau keuntungan dan kekurangannya, begitu juga profesi sebagai penerjemah.
Setelah hampir sepuluh tahun bekerja, berikut suka dan duka yang saya alami selama menjalankan profesi sebagai penerjemah di perusahaan multinasional.
Suka Menjadi Penerjemah Korea
- Mudah Akrab dengan Para Atasan
Bekerja di perusahaan multinasional tentu banyak orang asing yang menduduki beberapa jabatan penting. Rata-rata posisi Atasan dan Specialist di ex-perusahaan saya diisi oleh orang Korea.
Para Atasan biasanya bisa berbahasa Inggris namun para Specialist hanya bisa berbahasa Korea. Hal tersebut membuat penerjemah sangat dibutuhkan untuk membantu komunikasi terkait pekerjaan maupun di luar pekerjaan.
Oleh karena sering berinteraksi, otomatis para Atasan dan Specialist akan lebih akrab dengan penerjemah dibandingkan dengan karyawan lainnya.
Kadang saking akrabnya, saat di kantor sesudah rapat, ada Team Leader yang menanyakan langsung kepada saya "Dila, gimana pengalaman nonton konser BTS minggu lalu di Korea?" dihadapan Department Head dan Team Leader lain. Padahal saat rapat membahas masalah penting, bisa-bisanya langsung nyeletuk megenai BTS di ruang rapat.
Sebaliknya sayapun pernah bertanya kepada Team Leader mengenai siapa girlband Korea yang dia sukai dan pertanyaan random lainnya. Sudah seperti ngobrol sama teman ya, hehe.
- Lebih Dahulu Mengetahui Hal Baru di Perusahaan
Penerjemah sering diajak rapat antar Atasan terutama jika di antaranya terdapat Atasan orang Indonesia. Ini dilakukan demi komunikasi yang lancar walaupun rapatnya bersifat sangat penting dan rahasia.
Oleh karena itu, saya sering mengetahui informasi penting atau rahasia terlebih dahulu dari pada yang lain. Termasuk jika ada konseling dari Atasan kepada karyawan bermasalah, jadi tau apa masalah yang sedang terjadi.
Sebagai penerjemah tentu harus memiliki etika untuk tidak menyebarkan semuanya.
- Dikenal Banyak Orang
Ada banyak karyawan yang bekerja di perusahaan, biasanya yang mudah dikenal adalah para bos, para PIC (person in charge) dan tak ketinggalan para penerjemah.
Awalnya penerjemah hanya dikenal oleh para atasan, namun karena sering mendampingi atasan tersebut untuk menerjemah sebuah rapat, acara atau training sehingga juga dikenali oleh semua lapisan karyawan.
- Sering Mendapatkan Hadiah
Suka menjadi penerjemah adalah sering mendapatkan hadiah dari Atasan terutama jika beliau baru pulang dari Korea atau dari liburan.
Mereka merasa sangat berterima kasih karena telah dibantu dalam urusan pekerjaan maupun di luar pekerjaan terkait komunikasi dengan orang Indonesia. Kadang ada situasi orang Korea tersebut hanya memberikan hadiah untuk penerjemah, ada juga yang memberikan hadiah untuk semua namun penerjemah mendapatkan hadiah yang berbeda atau lebih banyak.
Setelah melihat hal menyenangkan menjadi penerjemah, sekarang mari kita lihat hal yang tidak menyenangkannya.
Duka Menjadi Penerjemah Korea
- Harus Mendahulukan Kepentingan Orang Lain
Saat menjadi penerjemah, saya merasakan sekali harus mendahulukan kepentingan orang lain dari pada pekerjaan sendiri. Misalnya saya sudah memiliki rencana dan target pekerjaan hari ini, namun harus diubah karena ada permintaan untuk menerjemah training.
Intinya sebagai penerjemah tidak boleh menolak jika ada permintaan dari orang lain walau sudah memiliki rencana sendiri. Kadang pekerjaan kantor juga harus dikesampingkan demi menemani orang Korea yang ingin ke kantor imigrasi atau berobat ke rumah sakit.
- Diminta Tolong Mendadak
Hampir semua penerjemah kesal dengan tabiat orang kantor yang suka minta tolong tiba-tiba. Ini masih ada kaitan dengan poin di atas dimana sedang asik bekerja lalu tiba-tiba diminta tolong untuk menerjemahkan meeting.
Kita menyebutnya "jebakan batman", karena sering kali diminta tolong untuk menerjemahkan sebuah acara yang ternyata berlangsung lama dengan peserta yang cukup banyak.
Penerjemah juga manusia yang butuh persiapan mental dan materi untuk menerjemahkan acara tersebut.
- Dianggap Tau Segalanya
Bisa menerjemahkan sebuah bahasa bukan berarti penerjemah adalah Wikipedia yang tau segalanya. Ini saya rasakan saat bertemu orang Korea yang ingin tau banyak hal tentang Indonesia.
Ada yang menanyakan tentang kopi luwak, jumlah penduduk Indonesia, tempat-tempat di Jakarta dan pertanyaan spesifik lainnya. Saat saya tidak bisa menjawab, malah dikomentari "kok kamu tidak tau, kan orang Indonesia"
Tak hanya orang Korea, orang Indonesia juga demikian. Pernah saat business trip ke Korea, lalu mereka menanyakan tempat wisata di Korea yang mana saya juga pertama kali menginjakkan kaki di Korea. Lalu mereka berkata "Kamu kan bisa bahasa Korea, kok enggak tau sih?"
- Dianggap Bisa Segalanya
Selain dianggap tau segalanya, penerjemah juga dianggap bisa segalanya. Biasanya ini terjadi sesudah rapat dengan para Atasan, dimana saat ada program baru yang akan dijalankan tiba-tiba saya ditunjuk sebagai PIC yang harus mengumumkan dan membuat laporan.
Kalau menurut analisa saya, sepertinya pak Bos malas menunjuk karyawan lain yang tidak bisa berbahasa Korea. Sementara kalau menunjuk penerjemah, bisa lebih mudah dan cepat berdiskusi karena tidak ada kendala bahasa.
Sebenarnya kalau dipercayakan oleh pak Bos merupakan sebuah kehormatan, masalahnya di kehidupan kantor itu setiap karyawan sudah ada jobdesk dan KPI (Key Performance Index) masing-masing dan ada penilaian tahunan mengenai pencapaian KPI. Kalau sering mendapatkan pekerjaan di luar jobdesk maka akan keteteran untuk menyelesaikan rencana atau target yang ada.
- Tidak Disukai Oleh Karyawan Lain
Penerjemah juga sering dibenci oleh karyawan lain karena dianggap kaki tangan Atasan. Apalagi saat menyampaikan pesan Atasan mengenai kebijakan yang tidak disukai oleh karyawan, penerjemah sudah seperti public enemy.
*
Demikianlah suka duka menjadi penerjemah di perusahaan mulinasional di Indonesia. Sebenarnya ada banyak tapi saya tak mau menyampaikan detail terutama mengenai "duka" karena takutnya dianggap cepu perusahaan, hehe.
Semoga tulisan ini menjadi insight bagi teman-teman yang ingin bekerja sebagai penerjemah dan juga bisa menjadi pemahaman karyawan lain terhadap situasi yang dihadapi oleh penerjemah.
***
Tulisan ini dibuat untuk 30 Day Ramadan Challenge 2022 oleh Blogger Perempuan Network dengan tema Cerita Tentang Profesimu.
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca blog saya.
xoxo
Dila
공감^^
BalasHapuskeren banget kak
BalasHapus